Selasa, 26 Agustus 2014

Tips Memulai Fotografi

1. Kenali Kamera Kita

Seperti halnya mengenali diri kita sendiri, maka semakin kita mengenali diri kita sendiri, kita tidak akan melakukan kesalahan dalam pengoperasian kamera kita. Nah sebelum langsung pada kamera, bacalah dulu buku manual yang diberikan saat membeli kamera DSLR. Sebagian dari kita, termasuk saya, mungkin malas untuk membaca buku manual yang biasanya tebal dan membosankan. Tapi percayalah, dalam kasus ini membaca manual akan sangat bermanfaat, jadi tinggalkan dulu rasa malasnya ya.

2. Gunakan Manual Mode

Mode auto pada kamera DSLR, seringkali menjadi pilihan karena memang mudah dan cepat, tapi sayangnya tidak memberikan kepuasan kreatifitas. Nah, kelebihan utama kamera DSLR dibanding kamera Point and Shoot adalah Mode Manual yang memungkinkan Anda untuk berkreatifitas seluas-luasnya.

Bagi kita yang ingin meningkatkan kemampuan berkreasi dalam fotografi dan terlepas dari ketergantungan mode auto,   Fotografer kanamaan, Bryan Peterson dalam bukunya Understanding Exposure menyarankan kita untuk memahami eksposure yang merupakan interaksi dari tiga elemen dasar yang hubungan ketiganya digambarkan sebagai Segita Fotografi, yaitu:

ISO, ukuran sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya
Apperture, ukuran seberapa besar lensa tebuka saat pengambilan foto
Shutter speed, rentang waktu “jendela” di depan sensor kamera terbuka

Nah karena itu tips selanjutnya adalah,  

3. Pahami konsep dasar ISO, Aperture dan Shutter Speed

Lebih lanjut mengenai ketiga elemen ini akan dibahas terpisah di artikel selanjutnya.

4. Bawalah selalu kamera Anda

Salah satu alasan mengapa orang banyak kehilangan momen penting adalah karena mereka tidak membawa kamera saat momen itu terjadi. Selain itu dengan selalu membawa kamera, kita juga akan selalu tertarik untuk melakukan pemotretan.

5.  Mulailah dengan Lensa Kit

Mulailah dari lensa Kit terlebih dahulu. Lensa kit adalah lensa bawaan saat kita membeli kamera, lensa ini sangat cukup untuk memulai belajar fotografi. Jika Anda kebetulan punya dana lebih yang bisa diinvestasikan maka Prime Lens Entry Level adalah pilihan yang bijak untuk belajar cara mengendalikan Deep of Field dan teknik memotret dengan cahaya minim. Tetapi ingat, Belilah peralatan sesuai dengan kebutuhan seiring dengan meningkatnya kemampuan.

Senin, 25 Agustus 2014

Tips foto Levitasi

1.   Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera profesional (DSLR), kamera saku (pocket camera), maupun kamera ponsel.
2.   Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa menfaatkan Brust Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan denganBrust Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan momen “melayang”.
3.   Pastikan cahaya (matahari) cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
4.   Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
5.   Gunakan shutter speed tinggi untuk menagkap model yang melayang dengan lebih fokus (frozen moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk  mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter speed di atas 1/500 lebih baik.
6.   Untuk kamera saku (pocket camera) bisa memanfaatkan Sport Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Sementara, untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya untuk melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter spped.

Depth of Field



Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.

Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.